Artikel Terbaru

Monday, September 14, 2020

PERAWATAN CEDERA OLAHRAGA DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS RICE

Tidak semua jenis cedera olahraga dapat disembuhkan dengan perawatan RICE (istirahat, pendinginan, penekanan, dan pengangkatan). Khusus, bila terjadi cedera ringan, maka lakukan perawatan dan usaha pengobatan segera tanpa bantuan medis atau biasa dikneal dengn sebutan pertolongan pertama pada kecelakaan atau PPPK.

Tujuan melakukan pertolongan pertama adalah:
  • Mencegah cedera lebih parah atau untuk mempertahankan hidup.
  • Meringankan beban penderita korban dengan jalan: memberikan perasaan aman dan tenang, serta mengurangi rasa takut, gelisah, dan memberikan motivasi bahwa cedera akan segera disembuhkan.
  • Menccegah penurunan atau kerusakan yang meluas pada jaringan tubuh.
Teraoi RICE sangat mudah, murah, dan aman, serta dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang ada di sekitar kejadian cedera. Mudah dan murah karena tidak memerlukan peralatan khusus dan dapat menggunakan peralatan seadanya. Lebih khusus cedera ringan, setiap pelaku olahraga, terlebih atletm harus dapat melakukan secara mandiri.

Langkah-langkah RICE sebagai berikut:
1. Rest (istirahat)
Setalah terjadinya cedera sebaiknya segera lakukan istirahat pada bagian yang mengalami cedera. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah agar cedera tersebut tidak semakin parah/meluas.


2. Ice (pendinginan)
Terapi pendinginan dilakukan dengan cara memberikan atau menempelkan es pada bagian daerah cedera. Hal ini ditunjukan untuk mengurangi pendarahan jaringan dalam, melalui mekanisme kontriksi (menyempit untuk memperlambat aliran darah) dalam pembulu darah di sekitar daerah cedera dan mengurangi peningkatan cairan eksudat  dan sel darah putih yang mengakibatkan pembengkakan.


Terapi pendinginan yang lazim adalah melakukan kompres, dengan beberapa cara yaitu:
  • Cedera langsung direndam dalam air es.
  • Kompres dingin dengan batu es dengan cara dimasukan dalam kantong pembalut atau handuk.
  • Ice pack yaitu dengan memasukan batu es ke dalam kantong karet.
  • Evaporating lotion,zat kimia yang menguap dan mampu mengambil panas, misalnya chlorethyl spray, alcohol 70%, sipiritus, dll.
3. Compression (penekanan dengan bulatan)
Terapi diberikan dengan cara penempelan es dengan mengurut atau memberikan penekanan pada daerah yang mengalami cedera dengan cara membalut. Cara ini bertujuan untuk mengurangi terjadi pembengkakan, peradangan, dan mengurangi pergerakan pada daerah cedera. Penekanan dengan es tidak boleh terlalu lama, bila telah ada sensasi panas segera hentikan.


Bahan yang digunakan untuk membantu balut tekan adalah bahan yang elastic, biasanya dari perban/bandage, tensiokrep, atau bahan lainnya yang sejenis. 
Yang perlu diperhatikan bahwa terapi balut tekan pada daerah cedera tidak boleh terlalu lama dan kencang, karena akan mengakibatkan aliran darah arteri tidak mampu mengalirkan darah ke bagian distal ikatan. dengan kondisi ini akan mengakibatkan jaringan-jaringan dibagian distal mati, karena tidak dapat pasokan nutrisi dari aliran darah. Ciri dari terlalu kencangnya ikatan balut tekan adalah:
  • Denyut nadi bagian distal tidak teraba.
  • Jaringan semakin membengkak
  • Sensai rasa nyeri dan sakit semakin hebat
  • Warna kulit pucet atau kebiru-biruan.
4. Elevation (peninggian)
Terapi diberikan dengan cara menempelkan daerah yang mengalami cedera lebih tinggi dari jantung. Hal ini ditujukan untuk mengurangi pembengkakan dan pendarahan. 
Hal ini terjadi melalui mekanisme: aliran darah arteri lambat, sehingga pendarahan berhenti. Sementara itu, aliran darah vena menjadi lancar, sehingga pembengkakan berkurang. dengan lancarnya aliran darah vena akan mempercepat pembuangan karingan yang rusak melalui pembuluh getah bening.





Sumber: Cedera Olahraga; Hj. Dewi Laelatul Badriah; Multazam; 2013; Bandung

No comments:

Post a Comment