Para pendengar yang berbahagia, seperti yang telah disebutkan perkembangan olahraga di sekolah telah mengalami beberapa perubahan sesuai denga istilah yang berkembang saat itu. Beberapa istilah yang pernah digunakan dalam setting persekolahan antara lain adalah istilah gerak badan (1945-1950), pendidikan jasmani (1950-1961), olahraga (1961-1966), olahraga pendidikan (1966-1977), pendidikan olahraga dan pendidikan jasmani dan olahraga (1978-sekarang).
Berkembangnya istilah-istilah tersebut dalam suatu periode waktu tertentu sekaligus menandai perubahan dalam aplikainya di sekolah. Apa dan bagaimana penggunaan makna istilah tersebut dalam setting persekolahan akan dijelaskan berikut ini:
1. Masa Gerakan Badan (1945-1950)
Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 2009. Pemerintah Republik Indonesia makin menyadari pentingnya pendidikan untuk pembangunan bangsa dan negara, termasuk di dalamnya "gerak badan di sekolah". Di sekolah-sekolah diberikan aktivitas gerak badan dalam bentuk permainan, atletik, senam dan khusus untuk sekolah menengah tinggi (sekarang SMA), di tambah dengan latihan militer.
2. Masa Pendidikan Jasmani (1950-1961)
Terbitnya Undung-undang nomor 4 tahun 1950, yang kamudian menjadi undang-undang nomor 12 tahun 1954 memberikan landasan kuat kepada pelaksanaan kegiatan olahraga di sekolah. Dalam penjelasan Bab Vi pasal 9 tentang Pendidikan jasmani, tertuang bahwa "untuk melaksanakan maksud daripada Bab II pasal 3 tentang tujuan pendidikan dan pengajaran harus meliputi kesatuan rohani jasmani.
Pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat perhatian seimbang menuju keselarasan perkembangan intelektualisme dan perkuatan badan. Keselarasan menjadi pedoman pula untuk menjaga agar pendidikan jasmani tidak terpisah dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir batin. Oleh sebab itu, pendidikan jasmani diharapkan mampu menjadi media untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan badan dalam arti preventif dan juga kuratif.
3. Masa Olahraga (1961-1966)
Dipercayanya Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games IV, menuai perubahan struktural Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Biro Pendidikan Jasmani menjadi Jawatan Pendidikan jasmani. Perubahan itu secara politis dirasa kurang tepat, karena Asian Games diharapkan menjadi forum tempat bangsa Indonesia membuktikan kemampuannya dengan mengukir prestasi tinggi, baik dalam cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan maupun dalam organisasi penyelnggaraan.
4. Masa Olahraga Pendidikan (1966-1977)
Pada masa olahraga pendidikan pengelolaan olahraga berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mula-mula penanggung jawabnya adalah Direktur Jendral Olahraga, kemudian beralih kepada Direktur Jendral Pemuda dan Olahraga. Beberapa direktorat yang ada di bawah naungannya adalah Direkrorat olahraga Pendidikan, Direktorat Keolahragaan, dan direktorat Pendidikan dan penataraan berada di bawahnya.
5. Masa Pendidikan Olahraga dan Penjaskes (1978-sekarang)
Dalam perjalanannya dari tahun 1878 sampai dengan tahun 1995 "nama" olahraga di sekolah mengalami berbagai perubahan. Walaupun demikian, pelaksanaan olahraga di sekolah tetap ditekankan pada aspek pendidikan. Artinya kegiatan pendidikan yang dilaksanakan melalui media kegiatan jasmani yang disebut olahraga.
Perubahan "nama" tersebut berturut-turut adalah: Pendidikan Olahraga, Olahraga kesehatan, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dan terakhir sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendidikan dasar 1993 dan kurikulum menengah umum 1995 adalah pendidikan jasmani dan kesehatan. Adanya perubahan-perubahan demikian dapat diartikan adanya dinamika yang tinggi dalam penyajian olahraga di sekolah, akan tetapi dari sisi lain dapat diartikan sebagai kurang mantapnya konsep penyajian di sekolah.
H.J.S Husdarta, 2010, Sejarah dan Filsafat Olahraga, Alfabeta, Bandung
No comments:
Post a Comment