Artikel Terbaru

Thursday, December 3, 2020

ABSORPSI, TRANSPORTASI, DAN METABOLISME VITAMIN A

Dalam makanan, vitamain A terdapat dalam bentuk ester retinil, bersama karotenoid bercampur dengan lipida lain di dalam lambung. Di dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolis oleh enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efisien diabsorpsi daripada ester retinil.


Sebagian besar karoteoid terutama batakaroten di dalam setoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.

Retinol di dalam mukosa usus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe dalam aliran darah menuju hati.

Dengan konsumsi lemak yang cukup, sekitar 80-90% ester retinil dan hanya 40-60% karotenoid yang diabsorpsi. Hati berperan sebagai tempat menyimpan vitamain A utama di dalam tubuh. Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati dapat bertahan hingga 6 bulan.

Bila tubuh kekurangan vitamian A, asam retinol bisa diabsorpsi tanpa perubahan. Asam retinol merupakan sebagian kecil vitamin A dalam darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan.

Fungsi Vitamin A

a. Penglihatan

Vitamin A berfungsi dlaam penglihatan normal pada cahaya remang.

Di dalam mata, retinol, bentuk vitamain A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi retinal.

Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu atau redopsin. Redopsin  ada dalam sel khusus dalam retina mata yang dinamakan rod.

Bila cahaya mengenai mata, pigmen visual merah-ungu menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu terjadi rangsangan elektrokimia yang merambat saraf penjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya bayangan visual.

Selama proses ini sebagian vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol.

Sebagian besar retinol menjadi retinal yang kemudian mengikat opsin untuk membentuk rodopsin. Sebgian kecil retional yang hilang harus diganti oleh darah.

b. Diferensiasi Sel

Diferensiasi sel terjadi bila sel tubuh mengalami perubahan sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik dari kekurangan vitamain A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan sperma dan sel telur, pembuahan, pembentukan struktur dan organ, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua.

Diduga vitamin A dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel dengan dmeikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan yang berberpengaruh terhadap sintesisi protein.

c. Fungsi Kekebalan

Mekanisme diduga retinol berpengaruh terhadap pertumbuhan limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral). Disamping itu, kekurangan vitamin A menurunkan respon antibodi yang bergantung pada sel T (limfosit yang berperan pada kekebalan seluler).

d. Pertumbuhan dan Perkembangan

Vitamin A berperngaruh pada sintesis protein dengan demikian terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Kekurangan vitamain A menyebabkan pertumbuhan tulang terhambat dan bentuknya tidak normal.

e. Reproduksi

Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam pembentukan sperma dan sel telur. Kebutuhan vitamin A meningkat selama hamil untuk kebutuhan janin dan persiapan menyusui.

Aktivitas Vitamin A

Aktivitas vitamin A dinyatakan sebagai aktivitas retinol (bentuk vitamin A yang paling aktif).

Vitamain A dari sumber hewan atau suplemen 1 RE = 1 RAE (retinol activity equivalen).

Vitamain A dari sumber nabati 1/2 RE - 1 RAE (retinol activity equivalen).

Kekurangan Vitamin A

1. Buta senja (niktalopia)

Ketidak mampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-samar.

2. Perubahan pada mata

a. Xerosis konjungtiva

b. Bercak bitot

c. Keratomalasia

3. Infeksi

4. Perubahan pada kulit

5. Gangguan pertumbuhan

6. Kerantinisasi sel lidah menyebabkan berkurangnya nafsu makan.



Sumber: Dewi Cakrawinata, Mustika NH; 2011; Bahan Pangan, gizi, dan Kesehatan; Alfabeta; Bandung


No comments:

Post a Comment