Makna substansial vocational skill yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya tidak hanya menyiapkan tenaga profesional dan terampil, tetapi juga pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana para anak didk mampu menghadapi tantangan kehidupan pada masa depan.
Inilah sebenarnya substansi pokok yang perlu dikedepankan dalam peningkatan mental vocational skill terhadap masa depan mereka yang menjadi stakebolder untuk memajukan pendidikan nasional.
Para anak didik yang memiliki komitmen dalam peningkatan mental vocational skill akan termanifestasikan untuk menempa diri dengan bekal keterampilan yang ditekuni, sehingga mereka mampu mngoptimalkan kecakapan tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan mereka masing-masing.
Tantangan globalisasi yang menghiasi kehidupan menusia sejatinya akan membawa pada satu perubahan yang mendasar dalam sendi-sendi kehidupan. Kecenderungan ini menjadi bukti nyata bahwa globalisasi secara faktual mempunyai implikasi yang besar terhadap aspek kehidupan yang terjadi di masyarakat, terutama bagi kalangan pelajar yang menjadi penerus bangsa.
Gejala globalisasi dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, memang menjadi momok yang menakutkan, apalagi bekal keilmuan dan keterampilan yang dimiliki masih sangat minim, sehingga hal ini akan membawa dampak yang sangat besar bagi eksistensi generasi kita pada masa depan.
Oleh karena itu, langkah yang paling tepat untuk menghadapi tantangan globalisasi adalah dengan meningkatkan sumber daya manusia untuk dibimbing menjadi generasi yang berkualitas. Generasi yang memiliki kecakapan dalam menghadapai tantangan hidup pada masa depan merupakan dambaan untuk melanjutkan peran serta pembangunan yang telah dijalankan.
Dalam perbincangan mengenai wacana globalisasi, peningkatan kualitas keilmuan sebenarnya bukan menjadi satu-satunya jalan untuk bisa menghadapi tantangan globalisasi. Namun, yang paling penting adalah bagaimana para anak idik mempunyai sebuan globalisasi.
Disamping itu, mereka juga harus dibekali dengan kematangan dalam mengembangkan potensi diri agar mempunyai keahlian tertentu yang dapat dijadikan barometer dalam menghadapai masa depan yang kompleks.
Prespektif pendidikan saat globalisasi seperti sekarang memang memiliki keterkaitan dengan pendidikan karena globalisasi adalah proses, dinamika atau perkembangan masyarakat yang sebelumnya memang belum menciptakan pola-pola baru dan struktur sosial masyarakat, baik dalam aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun pendidikan.
Tantangan yang dihadapi masa kini dan masa depan sesungguhnya bersumber dari dua permasalahan. Pertama, sejak 32 tahun terakhir ini, kebijakan-kebijakan pembangunan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia dilakukan secara terpusat.
Penyesuaian pengolahan pendidikan pun dilakukan, sehingga para anak didik tercabut dari akar budaya, lingkungan fisik, dan sosial mereka masing-masing. Akibat penyeragaman ini, pendidikan menjadi tidak fungsional dan jauh dari situasi nyata yang dihadapi oleh mereka. Penekanan yang berlebihan akhirnya akan diarahkan pada dimensi kognitif dan mengabaikan dimensi lain. Akibatnya, lahirlah manusia kader Indonesia dengan peribadian pecah.
Kedua, pada masa oerde baru, kabinet pembangunan sejak periode Sumantri Bojonogoro, Wardjiman Djojonegoro Wiranto, dan Aris Munandar, hingga saat ini, lebih menekankan pada perkembangan pendidikan dengan gagasan demokratis dan strategis. Gagasan tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai alangan hanya selepas jabatan mentri yang bersangkutan.
Sumber: Muhammad Takdir Ilahi; 2012; Pembelajaran Discavery Strategy dan Mental Vocation Skill; Diva Press; Jogjakarta
No comments:
Post a Comment