Setelah kita mengetahui apa, mengapa, dan bagaimana cedera olahraga itu terjadi, ada beberapa teknik pengobatan atau terapi agar cedera tersebut cepat dapat di sembuhkan. Teknik tersebut sebagai berikut:
A. Istirahat dan Relaksasi
Setelah terjadinya cedera segeralah lakukan istirahat pada bagian yang cedera. Hal ini perlu agar cedera tidak semakin meluas atau parah. Selain itu juga bermanfaat agar jaringan yang rusak segera pulih.
Istirahat dapat dilakukan dengan cara: istirahat pasif dan istirahat aktif. Yang dimaksud dengan relaksasi memberikan kesempatan pada jaringan yang rusak untuk membentuk jaringan baru dengan cara: peregangan pasif, aktif dan latihan isometrik dan isotonik.
B. Krioterapi/Terapi Dingin
Teknik krioterapi sangat sesuai untuk jenis cedera yang akut dan terjadi pada jaringan lunak. Tujuan dari krioterpi untuk meminimalkan terjadinya pendarahan dan pembengkakan. Hal ini juga dapat dilakukan pada cedera yang terjadi karena over use. Contoh teknik ini dengan ice massage dan berendam pada air dingin.
C. Termoterapi/Terapi panas
Termoterapi banyak digunakan pada jenis cedera ligamen dan otot baik yang disebabkan karena trauma maupun karena over use. Termoterapi sangat berperan dalam memulihkan fungsi dari serabut konektive dan tendon.
Termoterapi dapat meningkatkan elastisitas, kesiapan, dan kemampuan tendon dan jaringan konektive. Contoh dari termoterapi adalah: mandi sauna, short wave (menghilangkan nyeri pada persendian, otot, dan tendon), dan ultrasound untuk menghilangkan radang dan nyeri pada cedera tendenitis.
D. Bandage dan Taping
Teknik ini digunakan pada jenis cedera persendian baik sublukasi maupun dislokasi. Teknik ini bertujuan agar stabilisasi tetap terjaga dan tetap mempunyai kemampuan seperti semula.
E. Massage
Teknik massage banyak dianjurkan bila cedera tersebut belum terjadi pembengkakan. Bila terjadi pembengkakan massage dapat memperparah cedera tersebut. Beberapa teknik massage dapat digunakan dan berperan untuk: memperlancar peredaran darah, memberikan ketenangan pada jaringan yang rusak, dan mencegah terjadinya pembengkakan.
F. Fisioterpis
Sesuai dengan namanya fisioterapis adalah terapi yang terujuan untuk mengembalikan fungsi seluruh jaringan dan organ yang mengalami cedera. Fisioterapis dibantu oleh alat-alat/mesin olahraga dan dipandu oleh seorang fisoterapis atau dokter spesialis kedokteran olahraga.
G. Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan selama masa cedera dan masa pemulihan ditunjukan untuk lebih mempercepat proses metabolisme dalam jaringan yang rusak. Biasanya obat yang diberikan dari jenis: analgesik dan anti inflamasi (aspirin, paracetamol, nafroxen dan lain-lain), obat penurun keteganagn otot, dan obat yang diinjeksikan.
H. Akupuntur
Teknik akupuntur biasanya ditunjukan untuk membantu pemulihan sistem saraf dan otot. Pendekatannya bisa menggunakan alat jarum yang ditusukan pada pusat-pusat saraf otot yang cedera. Cara ini berasal dari negara Cina.
I. Pembedahan atau Operasi
Cara pembedahan atau operasi ini ditempuh bila cara-cara yang lain dianggap tidak akan menolong atau usaha terakhir yang dilakukan oleh tim medis.
J. Periodisasi Pemulihan Jaringan
Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan pada setiap jenis cedera berlainan, tergantung pada berat ringannya cedera yang terjadi. Secara umum waktu yang diperlukan untuk rehabilitasi dari cedera ringan 1-3 minggu, untuk cedera derajat sedang 4-8 minggu, cedera derajat berat 12-16 minggu dan pada cedera berat sekali melalui operasi membutuhkan waktu yang lebih lama sekitar 5-7 bulan. Misalnya waktu pemulihan untuk beberapa jenis cedera sebagai berikut:
- Rupture tendon achilles : 5-7 bulan
- Rupture meniscus : 4-6 minggu
- ACL/knee cruciate ligament: 4-6 bulan
- Dislokasi bahu : 2-3 bulan
- Rupture angkle : 3-5 minggu
Sumber: Hj. Dewi Laelatul Badriah; 2013; Cedera Olahraga; Multazam; Bandung
No comments:
Post a Comment