Artikel Terbaru

Tuesday, November 10, 2020

LATIHAN REHABILITASI SETELAH CEDERA OLAHRAGA

Prinsip-prinsip latihan setelah terjadinya cedera sebenarnya hampir semua dapat diterapkan tetapi dengan dosis yang berbeda. Pada dasarnya latihan yang dilakukan atlet setelah terjadinya cedera bertujuan untuk memulihkan dan meningkatkan fungsi dari jaringan yang mengalami cedera.


Secara umum latihan untuk pemulihan setelah cedera atau setelah melakukan pembedahan ditunjukan untuk: menstimulus otot-otot, mencegah terjadinya atropi, dan menyusun kembali kekuatan otot dan jaringan ikat lainnya. Latihan kondisi fisik yang dianjurkan setelah cedera pulih:

  1. Latihan yang ditunjukan untuk membina kelentukan dengan cara: peregangan pasif, aktif, dan kontraksi-relaksasi.
  2. Latihan yang ditunjukan untuk membina kekuatan dengan cara: latiah isometrik dan isotonik.
  3. Latihan yang ditunjukan untuk membina kelincahan dan koordinasi.
  4. Latihan yang ditunjukan untuk membina daya tahan jantung paru.
  5. Latihan berbeban.
  6. Latihan untuk membina mental yang unggul.

Fase-fase latihan pemulihan adalah sebagai berikut:

  1. Fase mobilisasi ditujukan untuk: mengurangi risiko atropi, memperbaiki kekuatan otot, pengembangan kordinasi, memperbaiki kelentukan, dan sistem peredaran darah. Metode latihan yang dilakukan adalah: isometric dan latihan kekuatan tanpa beban dan atau dengan beban. Bentuk latihannya dengan menggunakan: ergometer, kompleks gimnastik untuk motion skill, latihan dalam air selama 60-120 menit perhari.
  2. Fase stabilitas ditujukan untuk memperbaiki daya tahan jantung paru, dan daya tahan kekuatan, kemampuan berkoordinasi, dan mobilitas. Metode latihannya: isometric, latihan kekuatan, dan isokinetik selama 120-180 menit untuk setiap hari yang dibagi menjadi 2 sesi atau 3 sesi.
  3. Fase latihan khusus untuk otot, ditunjukan untuk perbaikan, kelentukan, kelincahan, kemampuan reaktif terhadap stimulus, Metode latihan isometric, latihan kekuatan, interval, dan latihan untuk kondisi fisik umum.
  4. Fase latihan khusus otot dengan latihan berbeban ditunjukan untuk memperbaiki kecepatan dan daya tahan, kekuatan, dan kesehatan mental. Bentuk latihannya: jogging, striding, sprint, dan aquajogging.



Sumber:  Hj. Dewi Laelatul Badriah; 2013; Cedera Olahraga; Multazam;  Bandung

No comments:

Post a Comment