Status gizi adalah tubuh yang meruapakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya. Status gizi seseorang dipengeruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Produk pangan (jumlah dan jenis makanan)
- Pembagian makanan atau pangan
- Akseptabilitas (daya terima), menyangkut pencerminan penerima atau penolakan terhadap maknan yang terkait dengan cara memilih dan menyajikan makanan.
- Prasangka buruk pada bahan pangan makanan tertentu, seperti anggapan yang keliru bahwa terong dapat berdampak buruk karena menyebabkan tubuh lemas
- Pantangan pada maknan tertentu
- Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu.
- Keterbatasan ekonomi
- Kebiasaan makan
- Selera makan
- Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan)
- Pengetahuan Gizi
Status gizi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Gizi baik
Asupan gizi seimbang dengan kebutuhan gizi seseorang yang bersangkutan. Kebutuhan gizi ditentukan oleh: kebutuhan gizi basal, aktivitas, keadaan fisiologis tertetntu, misalnya dalam keadaan sakit.
b. Gizi kurang
Meruapakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selama jangka waktu tertentu.
c. Gizi lebih
Keadaan patologis (tidak sehat) yang disebabkan kebanyakan makanan. Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang dapat dilihat dari keadaan gizi lebih. Obesitas yang berkelanjutan akan mengakibatkan berbagai penyakit antara lain: diabetes melitus, tekanan darah tinggi, dan lain-lain.
Status gizi masyarakat ditentukan oleh makanan yang dimakan. Hal tersebut dipengaruhi oeleh ketersediaan pangan di masyarakat, sistem pengolahan makanan, baik modern atau tradisional, distribusi pangan hingga sampai di masyarakat.
Asupan gizi menentukan kesehatan masyarakat terkait imunitas tubuh terhadap suatu penyakit. Faktor lain yang mempengaruhi status gizi masyarakat adalah pelayanan kesehatan, kemiskinan, pendidikan, sosial budaya, gaya hidup, yang dapat mempengaruhi produktivitas atau kualitas sumber daya masyarakat.
Perubahan iklim akibat pemansan global pun turut mempengaruhi ketahanan pangan dan keamanan pangan, terutama bagi Indonesia sebagai negara agraris. Kondisi tersebut mengakibatkan rusaknya tanaman pangan maupun kurangnya kandungan gizi yang terkandung di dalamnya sehingga mempengaruhi kondisi gizi masyarakat.
Sumber: Dewi Cakrawati dan Mustika NH, 2011, Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan, Alfabeta, Bandung.
No comments:
Post a Comment