Ilmu gizi menurut komite Thomas dan Earl (19940 adalah " The nutrition sciences are the most interdisciplinary of all sciences", ilmu gizi merupakan ilmu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, Soekirman (2000), mendefinisikan ilmu gizi sebagai ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam makanan, pengaruh metabolisme serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan kelebihan zat gizi. dalam ilmu gizi terapan, gizi diartikan sebagai segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan kesehatan.
Perkembangan ilmu gizi diawali sejal zaman manusia purba berlanjut pada abad pertengahan hingga munculnya ilmu pengetahuan. Pada zaman manusia purba, ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evlusi dimana pada masa itu, fungsi utama dari makanan adalah untuk mempertahankan hidup. Meskipun emikian, fungsi tersebut masih relevan bagi masyarakat modern. Aktivitas utama dari manusia purba pada kala itu adalah mencari makanan dengan berburu.
Peran makanan sebagai pemilaraan kesehatan dan penyembuhan penyakit, pertama kali diungkap oleh Hippocrates (460-377 SM) yang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika. Selanjutnya, memasuki abad XIV berkembang hubungan antara makanan dan lama hidup manusia seperti yang disampaikan Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626). Mereka menyatakan bahwa "makan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang umur".
Berdasarkan perkembangan ilmu gizi yang terjadi di Indonesia maupun di dunia, WHO membagi ruang lingkup ilmu gizi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
- Kelompok gizi biologi
- Kelompok gizi perorangan, sepanjang siklus hidup.
- Kelompok gizi masyarakat, baik bersifat lokal, nasional, regional dan global.
Ilmu gizi kemudian dibagi menurut ruang lingkupnya yaitu ilmu gizi yang dipandang dari segi sifatnya yaitu:
- Ilmu gizi berkaitan dengan kesehatan perorangan atau disebut Gizi kesehatan perorangan yaitu gizi klinik yang lebih menitikberatkan pada kuratif daripada preventif dan promotifnya dan penanganannya berhubungan dengan dokter.
- Ilmu gizi berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat. Gizi kesehatan masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, sifatnya lebih ditekankan pada pencegahan dan peningkatan, melibatkan lintas sektoral secara multidisipliner. Misalnya penanggulangan penyakit-penyakit gizi seperti defisiensi iodium, defisiensi vitamin A, juga pendirian posyandu.
Sisitem ilmu gizi, meliputi produksi pangan, perubahan pasca panen, distribusi dan pengolahan pangan konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit. Produksi bahan pangan berkaitan dengan ketahanan pangan suatu negara. Kemakmuran masyarakat bergantung pada ketersediaan pangan dalam negeri.
Hasil produksi pertanian terutama bahan pangan merupakan komoditi perishable yang memiliki umur simpan yang pendek karena tingginya kadar air produk bahan pangan. Oleh karena itu, sistem distribusi bahan pangan sejak paska panen hingga sampai ketangan konsumen harus sangat diperhatikan. Pengangkutan haru tepat agar tidak tercecer dan merusak produk. Metode penyimoanan pun harus menjamin keamanan kualitas produk pertanian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah alur perdagangan dari produsen sampai konsumen yang dapat mempengaruhi harga bahan makanan pada konsumen.
Pengadaan pangan yang merata di berbagai daerah sepanjang tahun dapat tercapai seiring berkembangnya teknologi pangan yaitu dengan adanya pengawetan dan pengolahan pangan sehingga prouk pangan menjadi beragam.
Distribusi pangan meliputi distribusi makro dan mikro. Distribusi makro menyangkut perdagangan antar kawasan ataupun antar negara. Sedangkan distribusi mikro berhubungan dengan distribusi bahan makanan diantar angota keluarga dimana terjadi penyesuaian terhadap kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan faktor usia maupun kesehatan. Pengelolaan pangan dalam keluarga pun, jangan sampai menghilangkan kandungan gizi yang terdapat dalam bahan pangan.
Sumber: Dewi Cakrawati dan Mustika NH, 2011, Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan, Alfabeta, Bandung
No comments:
Post a Comment