Cedera pada bagian bahu ini nampaknya mudah untuk menangani tetapi seringkali sulit untuk sampai sembuh total, sehingga cedera seringkali berulang atau bersifat kronik. Hal ini sangat dimungkinkan karena struktur sendi bahu yang memang sangat mobi.
Cedera sendi bahu pada umumnya terjadi pada cabang olahraga bulutangkis, tennis, renang, olahraga lempar, sepak bola, rugby, dan olahraga beladiri, khususnya judo. Penyebab cedera dominan karena kelelahan atau sindroma over use dan faktor traumatic karena tubrukan antar atlet.
Jensi cedera pada bahu umunya berupa: luksasio/subluksasio dari artikulasio humeri, luksasio/subluksasio dari artikulasio akromio klavikularis, subdeltoid bursitis, dan strain dari otot-otot atap bahu.
1) Luksasio artikulasio humeri
Cedera pada sendi bahu seringkali terjadi karena over use atau traumatic pada beberapa cabang olahraga permainan dan beladiri. Sesuai dengan karakteristiknya, sendi bahu sangat mudah untuk tergelincir keluar dari mangkuknya atau disebut sebagai "globoidea". Oleh karena itu pada dasarnya sendi bahu sangatlah lemah bila dibandingkan dengan fungsinya, karena memang hanya diikat dan diperkuat oleh ligamentum dan otot-otot bahu saja.
Pertolongan pertama yang harus dilakukan oleh seorang dokter dengan teknik reposisi. Bila tidak ada dokter, dapat dilakukan oleh messeur. Ada beberapa metode reposisi yang laim dilakukan adalah:
a. Metode Stimson
b. Metode konservatif lainnya
Perawatan selanjutnya adalah lakukan imobilisasi sejenak agar fungsi bonggol sendi masuk ke mangkuk sendi. Lakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Dapat juga diberikan obat anti analgesic dan antiseptik untuk menghilangkan rasa nyeri, panas, dan pusing akibat terjadi peradangan.
2) Luksasi akromio klavikularis
Lakukan akromio klavikularis sering terjadi karena faktor traumatic yang mengenai bagian ujung bahu. Jenis cedera ini sering dialami oleh penunggang kuda, rugby, dan sepak bola. Cedera ini terjadi karena faktor atau putusnya ligamentum korako klavikularis. Bila hanya terjadi robek ligamentum akan mengakibatkan luksasio dan bila sampai terputus, maka akan terjadi dislokasi total.
3) Subdeltoid bursitis
Secara normal busa subdeltoid berfungsi sebagai pelicin pada tendon yang berjalan pada atap bahu. Namun demikian karena faktor traumatic, bursa ini dapat meradang yang disebut dengan bursitis. Bursitis subdeltoid ini ditandai dengan adanya pembengkakan karena bertambahnya cairan sinovial dan pada gerakan akan terasa nyeri.
4) Strain otot-otot atap bahu
Rotator cuff merujuk pada istilah yang digunakan untuk jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus. Bagian ini dibentuk secara bersatu dengan tendon atap bahu.
Tendo supraspinatus paling sering mengalami cederaa. Tanda yang paling dikenali adalah: atlet mengeluh nyeri di ujung bahu, terlebih bila menaikkan lengan lebih tinggi, tetapi rasa nyeri akan berkurang bila menaikkan lengan sampai 120 derajat.
5) Swimmer,s Shoulder
Sesuai dengan namanya, cedera ini banyak dialami oleh perenangdan atlet polo air. Cedera ini terjadi karena over use sendi bahu secara terus menerus dan kesalahan teknik, sehingga menimbulkan kelelahan otot-otot dan ligamen yang mengikatnya. Gejala yang khas adalah: nyeri berulang, utamanya pada saat pergerakan bahu kearah belakang. Mekanisme timbulnya nyeri diawali dengn adanya gesekan yang terus menerus antara otot-otot dan tendon di sendi bahu, utamanya m.supraspinatus.
6) Cedera Elbow (cedera pada siku)
Cedera pada sendi siku banyak dialami oleh atlet bulutangkis, tennis, dan squash serta atlet golf yang lebih dikenal dengan Golfers Elbow. Cedera ini diakibatkan karena over use dan kesalahan dalam melakukan teknik tertentu yang dilakukan secara terus menerus
Jenis cedera pada siku yang sering terjadi adalah:
a. Tennis elbow (lateral epikondilitid)
b. Golfers elbow
Sumber: Hj. Dewi Laelatul Badriah; 2013; Cedera Olahraga; Multazam; Bandung
No comments:
Post a Comment