Permaina sepakbola merupakan olahraga yang paling populer di masyarakat Indonesia. Hampir dari semua lapisan masyarakat dan kelompok umur, pernah terlibat dalam permainan sepakbola. Cedera yang terjadi bukan hanya antar pemain, tetapi juga antar penonton, bisa karena perkelahian antar supporter atau karena lapangan terlalu penuh sesak dengan manusia.
Hampir seluruh bagian tubuh atlet sepakbola dapat mengalami cedera, mulai dari tingkatan ringan sampai tingkatan berat. Jenis cedera yang mungkin terjadi antara lain:
A. Cedera Ringan
Ceder ringan yang dimaksud adalah apabila atlet masih dapat melanjutkan permainannya, misalnya: luka lecet pada telapak kaki, hematoma, strain dan sprain tingkat I, kram otot, dan kontusio (memar otot).
B. Cedera Berat
Cedera berat manakala atlet tidak mampu melanjutkan permainannya, yang diakibatkan cedera yang terjadi memerlukan perawatan segera dan lebih lanjut. MAcam cedera yang meungkin terjadi misalnya:
a. Cedera pada kepala: geger otak, shock, perdarahan yang sukar dihentikan, dan patah tulang hidung.
b. Cedera pada lutut: kuntosio, sprain dan strain tingkat II, dislokasi patella, dan robekan meniscus.
c. Cedera pada pergelangan kaki: fraktur mallcolus medialis tibia, dislokasi talokruralis, sprain dan strain tingkat II, dan kuntosio.
d. Cedera pada tulang belakamg: fraktur dan dislokasi tulang belakang.
e. Cedera pada sendi bahu: sublukasi dari artikulo humeri dan artikulasio akromioklavicular.
C. Perawatan dan Terapi
PErawatan dimaksud adalah upaya yang langsung dilakukan pada saat setelah terjadinya cedera sapai 24 jam pertama, sedangkan terapi adalah tindakan lanjutan setelah mendapatkan perawatan pertama.
Perawatan untuk cedera ringan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Atlet untuk segera rest di pinggir lapangan.
b. Berilah air minum yang kaya dengan mineral.
c. Berilah obat antiseptic untuk yang lecet dan tutup dengan kian kassa.
d. Berilah spray anti analgesic untuk kasus kram, hematoma, dan memar otot.
Untuk cedera berat harus segera dilakukan tindakan pertolongan pertama dengan membawa atlet di tempat aman, lakukan pernapasan buatan bagi atlet yang mengalami sindroma sulit bernapas, dan lakukan penutupan bagian yang mengalami pendarahan dengan ice spak, sebelum dilakukan bandaging. Khasus untuk kasus geger otok, hati-hatilah pada saat mengangkat atlet, agar pendarahan tidak semakin meluas. Selanjutnya bawa atlet ke rumah sakit terdekat.
PAda kasus strain dan sprain tingkat II, sublukasi dan dislokasi pertolongan pertama dapat dilakukan RICE dan selanjutnya dapat dilakukan reposisi dan lakukan pembedahan bila memungkinkan, tergantung perluasan daerah yang mengalami cedera.
Sumber: Cedera Olahraga; Hj. Dewi Laelatul Badriah; Multazam; 2013; Bandung
No comments:
Post a Comment