Artikel Terbaru

Monday, August 17, 2020

TAHAP DALAM PEMBELAJARAN GERAK UNTUK KETERAMPILAN SEPAK TAKRAW

Melihat keterampilan gerak yang ditampilkan pemain sepak takraw tingkat sungguh merupakan pemandangan yang mangasyikkan. Gerakan akrobatik yang estetik merupakan bagian dominan dari permainan sepak takraw sepanjang berlangsungnya permainan. Belajar gerak yang prinsipnya merupakan suatu proses pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak anak secara optimal dan propesional. Dalam proses pembelajaran gerak, seorang yang belajar gerak akan melalui beberapa tahap belajar gerak, yakni; (1) tahap kognitif, (2) tahap fiksasi dan (3) tahap otomatisasi (Winkel, 1981)

1. Tahap Kognisi

Para ahli sepakat bahwa pada tahap ini seorang yang belajar gerak berada pada fase pembentukan rencana gerak. Pada tahap ini, proses masukan informasi melalui alat-alat reseptor (pandangan, penglihatan, sentuhan dan penciuam) subjek belajar memegang peran penting.

2. Tahap Fiksasi

Tahap ini merupakan realisasi rencana pola gerak menjadi gerak tubuh. Pada awalnya, gerak dilakukan dengan tingkat koordinasi yang rendah yang tampak kaku dan kasar. Peranan pengulangan yang berkali-kali disertai dengan umpan balik yang bermakna akan memberikan dampak positif terhadap usaha pembentukan keterampilan gerak.

Keterampilan gerak yang sederhana atau hanya terdiri dari satu komponen lebih mudah dikuasai anak, dibandungkan dengan keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen. Demikian pula gerak yang mwmiliki karakter keterampilan tertutup akan lebih mudah dan cepat dikuasai oleh anak dibandingkan dengan keterampilan terbuka.

3. Tahap Otomatisasi

Pada tahap ini keterampilan gerak telah menjadi bagian dari dirinya. Seorang tekong yang telah memiliki ketrampilan permanen akan dapat melakukan sepak mula dengan tingkat koordinasi yang tinggi. Keterampilan gerak dapat dilakukan dengan efisen dan efektif. Ia tidak perlu lagi berpikir bagaimana cara melakukan gerakan mengayun dan menyepak bola dengan cepat, tepat dan keras semua gerakan dilakukannya dengan otomatis.

Pengaruh latihan yang dilakukan sebelumnya akan tampak pada tahap ini. Latihan yang dilakukan dengan lingkungan situasi dan kondisi yang terbatas, hanya akan menghasilkan keterampilan gerak otomatis yang miskisn variasi. Seorang tekong yang hanya dilatih  dengan situasi dan kondsi saja hanya dapat melakukan keterampilan gerak yang sesuai dengan latihan yang dilakukannya.


Sumber: Keplatihan dasar Sepak Takraw; Achmad Sofyan Hanif; Penerbit Rajagrafindo Persada; 2015; Jakarta

No comments:

Post a Comment