Artikel Terbaru

Monday, August 17, 2020

MELAKUKAN HEADING PADA PERMAINAN FUTSAL

Heading adalah cara untuk menguasai bola dengan menggunakan kepala. Heading di antaranya dilakukan sebagai umpan kepada rekan setim dan untuk mencetak gol saat posisi memungkinkan mencetak gol lewat kepala. Bagian kepala yang digunakan untuk melakukan heading adalah kening. Namun, terkadang ada pemain yang belum mahir melakukan heading mengggunakan baigan atas kepala. Bagian ini sebenarnya cukup berbahaya, apalagi saat bola datang dengan laju yang cepat. Supaya aman, heading harus dilakukan dengan kening. Dan, paa prosesnya tenaga dalam melakukan heading berasal otot leher.

Adakalanya pemain yang melakukan heading menutup matanya. Padahal ini dapat mengakibatkan arah bola menjadi tidak menentu karena si pemain tidak mengetahui ruang atau celah kosong di mana bola akan ditempatkan.

Oleh sebab itu, si pemain yang melakukan heading harus meyakini bahwa teknik yang satu ini biasa dilakukan tanpa harus menutup mata. Efek kesakitan yang dirasa pada bagian kening saat melakukan heading sebetulnya akan hilang dengan sendirinya. Bahkan, dengan kombinasi heading menggunakan bagian samping pelipis mata, dapat membuat laju bola yang menjadi susah ditebak.

Heading menggunakan samping pelipis mata ini disebut flicker header. Umumnya dilakukan oleh si pemain yang menerima umpan silang. Biasanya umpan silang dilakukan saat tendangan sudut.

Teknik heading lainnya diberi nama the diving header. Sundulan ini dilakukan dengan cara menjatuhkan badan ke depan atau ke samping, baik dengan menggunakan kening atau pelipis samping. Teknik ini dilakukan saat bola mengarah lusus sejajar dengan badan si pemain atau saat keadaan mendesak.

Selain itu, terdapat teknik heading yang diberi nama the glancing header. Teknik ini memungkinkan si pemain memutar kepalanya mengikuti arah bola. Kecuali the diving header, semua teknik heading tersebut biasanya dilakukan dengan lompatan.



Sumber: Buku Pintar Panduan Futsal; Muhammad Asriady Mulyono; penerbit laskar aksara; 2014; Jakarta

No comments:

Post a Comment