Tujuan pengajaran merupakan titik awal yang sangat penting dalam proses perencanaan pengajaran, sehingga baik arti maupun jenis-jenisnya perly dipahami betul oleh setiap guru/calon guru. Sehubungan dengan itu, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan perlu segera memperoleh jawaban dalam bagian ini adalah;
- Apakah yang sesungguhnya dimaaksud dengan tujuan pengajaran?
- Bagaimanakah penggolongan tujuan-tujuan tersebut dilihat dari jenjang atau tingkatannya?
- Bagaimana pula penggolongan tujuan-tujuan tersebut dilihat dari lingkup atau pembandingnya?
1. Pengertian Tujuan dan Latar Belakangnya
Tujuan pengajaran merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar-mengajar. Peranan tujuan ini sangat penting, karena merupakan sasaran dari proses belajar mengajar. Karena itu, tujuan pengajaran atau tujuan instruksional sering dinamakan juga sasaran belajar.
Pada waktu yang lalu, tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu upaya pendidik/guru dalam hubungan dengan tugas-tugas membina peserta didik/siswa, misalnya:
- meningkatkan kemampuan baca siswa.
- melatih keterampilan tangan siswa.
- menumbuhkan sikap disiplin dan percaya diri di kalangan siswa.
Dewasa ini, tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai perilaku hasil belajar yang kita harapkan dimiliki siswa-siswa setelah mereka menempuh proses belajar-mengajar, misalnya:
a. Siswa-siswa memiliki kemampuan membaca yang baik.
b. Siswa-siswa menguasai keterampilan tangan yang memadai.
c. Siswa-siswa bersikap disiplin dan percaya diri.
d. Siswa-siswa dapat memecahkan persamaan kuadrat.
e. Siswa-siswa gemar membuat kerajinan tangan dari tanah liat.
f. Siswa-siswa dapat mengemukakan cara-cara yang tepat untuk mencegah timbulnya penyakit disentri.
g. Siswa-siswa dapat menuliskan contoh-contoh kalimat tunggal dalam bahasan Indonesia.
Dari contoh di atas terlihat bahwa pada waktu yang lalu, tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan guru, sedangkan dewasa ini tujuan oengajaran lebih diartikan sebagai suatu produk atau hasil yang dicapai oleh siswa. Atau, dengan kata lain, tukuan pengajaran pada waktu yang lalu berpusat pada pendidik/guru, sedangkan tujuan pengajaran dewasa ini selalu berpusat pada peserta didik/siswa.
Dengan berpusatnya tujuan pengajaran pada siswa, keberhasilan proses belajar-mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan telah terjadi pada diri siswa. Tugas seorang guru tidak berakhir jika siswa-siswanya telah memiliki perilaku-perilaku yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar-mengajar, yang telah ditempuh.
Disamping itu, tujuan pengajaran yang berpusat pada siswa dirasakan dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi, pemilihan materi dan kegiatan belajar-mengajar, serta penetapan media dan alat pengajaran.
2. Jenjang dan Lingkup Pendidikan
Dilihat jenjangnya, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas:
1) Tujuan Institusional
ialah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga atau jenis/tingkatan sekolah. Oleh karena itu, tujuan institusional SD lain dengan tujuan institusional SLTP maupun SLTA.
2) Tujuan Kurikuler
adalah tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebbankan pada masing-masing mata pelajaran. Tujuan pendidikan IPA, IPS, Kesenian, Agama, dan sebagainya, merupakan tujuan-tujuan kurikuler.
3) Tujuan Instrukrional
merupakan tujuan yang terbawah dari jenjang-jenjang tujuan yang kita kenal. Tujuan ini merupakan tujuan yang hendak kita capai dalam setiap bagian mata pelajaran apa yang kita ajarkan pada ssuatu sekolah tertentu. Tujuan instruksional ini akan menjawab pertanyaan apa yang harus dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu pada suatu bahan.
b. Lingkup Tujuan
Dilihat dari kawasan (domain) atau bidang yang dicakup, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas: tujuan kognitif, tujuan psikomotor, dan tujuan efektif.
1. Tujuan Kognitif
Adalah tujuan-tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berfikir/intelektual.
Menurut Benjamin Bloom, ada enam tingkatan dalam domain kognitif yang berlaku juga untuk tujuan-tujuan dalam domain ini:
a) Pengetahuan/ingatan
Aspek ini mengacu pada kemampuan mengenal/mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada hal-hal yang sukar.
b) Pemahaman
Aspek mengacu pada kemampuan memahami mekna materi yang dipelajari.
c) Penerapan/aplikasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan pengtahuan yang sudah dimiliki pada situasi baru, yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip, dan sebagainya dalam memecahkan persoalan tertentu.
d) Analis
Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lain, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dipahami.
e) Sintesis
Aspek ini mengacu pada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.
f) Evaluasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gejala/peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-patokan tertentu.
2. Tujuan Psikomotor
Adalah tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek keterampilan motorik atau gerak dari peserta didik/siswa.
Menurut Elizabeth Simpson, domain psikomotor terbagi atas tujuh kategori, yaitu:
a) Persepsi
Aspek ini mengacu pada penggunaan alat drior untuk memperoleh kesadaran akan suatu objek/gerakan dan mengalihkannya ke dalam kegiatan/perbuatan.
b) Kesiapan
Aspek ini mengacu ada kesiapan memberikan respon secara mental, fisik maupun perasaan untuk suatu kegiataan.
c) Respons terbimbing
Aspek ini mengacu pada pemberian respons sesuai dengan contoh perilaku/gerakan-gerakan yang diperlihatkan/didemonstrasikan sebelumnya.
d) Melanisme
Aspek ini mengacu pada keadaan di mana respons fisik yang dipelajari telah menjadi kebiasaan.
e) Respons yang kompleks
Aspek ini mengacu pada pemberian respons atau penampilan perilaku/gerakan yang cukup rumit dengan keterampilan dan efisien.
f) Adaptasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan menyesuaikan respons atau perilaku/gerakan dengan situasi yang baru.
g) Originasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkan dalam arti menciptakan perilaku/gerakan yang baru.
3. Tujuan Afektif
Adalah tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik/siswa.
Menurut Krathwohl, Bloom dan Mansia, domain afektif terdiri dari lima kategori, yaitu:
a) Penerimaan
Aspek ini mengacu pada kesediaan menerima dan menaruh perhatian terhadap nilai tertentu, seperti kesediaan menerima norma-norma disiplin yang berlaku di sekolah.
b)Pemberian Respons
Aspek ini mengacu pada kecenderungan memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan kerelaan untuk merespons, serta merasakan kepuasan dalam merespons, seperti misalnya mulai berbuat sesuai dengan tata tertib disiplin yang telah diterimanya.
c) Pengorganisasian
Aspek ini mengacu pada proses mmembentuk konsep tentang suatu nilai serta menyusun suatu sistem nilai-nilai dalam dirinya.
d)Karakteristik
Aspek ini mengacu pada proses mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak, dimana norma itu tercermin dalam dirinya.
Dengan memperhatikan penggolongan tujuan-tujuan tersebut, diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang lingkup dan tingkatan tujuan-tujuan pengajaran yang dapat dikembangkan dalam perencanaan program pengajaran.
Sumber:Perencanaan Pengajaran, R Ibrahim, Nana Syaodih S, Penerbit rineka cipta, Jakarta, 2010
No comments:
Post a Comment