Artikel Terbaru

Monday, August 10, 2020

PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF UNTUK PDBK TUNARUNGU

    


PDBK tunarungu mengalami gangguan pendengaran dan gangguan bicara.

- Gangguan Pendengaran

    Gangguan pendengaran merupakan salah satu hambatan yang sangat berarti untuk melakukan kemunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak gangguan pendengaran adalah sering terjadi salah paham sehingga berpengaruh terhadap penyesuaian diri.

    Selain menjadi hambatan proses komunikasi dan interaksi dengan lingkungan, dapat juga berakibat negatif terhadap munculnya konsep diri yang rendah pada PDBK tunarungu. Tugas guru pendidikan jasmani adaptif adalah memberikan bantuan dan membangkitkan kepercayaan pergaulan sosial. Guru pendidikan jasmani adaptif perlu memaksimalkan sumber informasi, diantaranya dengan memanfaatkan media visul. Papan tulis atau poster dan bahasa tubuh dapat dipakai untuk menyalurkan informasi kepada PDBK yang mengalami gengguan pendengaran.

- Gangguan Bicara

    Tidak mampu bicara atau disebut "tuli", berarti tidak mampu melakukan komunikasi melalui kata-kata, seperti gagap, artikuluasi tidak jelas ataupun tidak terdengar.

    Guru pendidikan jasmani adaptif harus mampu mengkomunikasikan program dengan baik melalui pendekatan yang lazim dilakukan pada umumnya anak-anak biasa. Tingkat kesulitan berkomunikasi lebih baik bila dibandingkan dengan PDBK yang mengalami gangguan pendengaran.

    Agar pembelajaran pendidikan jasmani adaptif berjalan dan berhasil secara maksimal guru perlu memperhatikan beberapa kata kunci sebagai berikut:

1. Gunakan kata-kata yang telah dikenal PDBK tunarungu dalam memberikan instruksi

2. Berikan petunjuk satu kali, dan bila PDBK tunarungu dapat melakukannya dengan baik, langsung lanjutkan.

3. Informasi diberikan dengan kalimat pendek

4. Jangan berikan materi pembelajaran yang tingkat kesulitannya tinggi.

5. Demontrasikan setiap gerakan atau teknik yang akan diajarkan

a. Kebugaran Jasmani dan Gerak

    PDBK tunarungu pada umunya dalam pendidikan jasmani dan olahraga hampir sama dengan kemampuan anak-anak pada umumnya, hanya saja pada PDBK tunarungu agak terganggu dan terhalang jika aktivitas tersebut menggunakan suara-suara sebagai aba-aba. Mereka yang tidak memiliki masalah kesimbangan tidak diperlukan penyesuaian, mereka harus diizinkan berpartisipasi sepenuhnya dalam aktivitas yang berkaitan dengan kesegaran, termasuk:

1. Angkat besi, jika tidak ada gangguan fisik

2. Latihan kekuatan isometrik

3. Senam

4. Lari jarak sedang dan jauh

5. Kesegaran jasmani

6. Latihan sirkuit berorientasi kesegaran

7. Latihan lari rintangan berorientasi kesegaran

8. Program latihan rintangan berorientasi kesegaran

9. Aktivitas mengetes diri untuk meningkatkan kesegaran

b. Keterampilan dan Pola Gerak Dasar

    Disamping bentuk baku dari keseimbangan keterampilan gerak yang harus diajarkan kepada semua PDBK tunarungu, peserta didik berpendengaran terbatas membutuhkan aktivitas yang meningkatkan orientasi irama, sikap tubuh dan kesimbangan.

    Aktivitas kesimbangan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi PDBK berpendengaran terbatas yang pada umumnya kurang baik dalam kesimbangan. Walaupun pusat keseimbangan tidak dapat diperbaiki, keseimbangan seakan-akan dapat diperbaiki dengan meningkatkan kepekaan indera lain terutama kinestetik dan visual. Kegiatan keseimbangan yang sederhana dengan faktor bahaya kecil adalah dengan melakukan kegiatan di lantai dengan sikap bungkuk atau berdiri, seperti di bawah ini.


Baris berbaris dapat dilakukan oleh PDBK tunarungu

Irama dapat secara efektif diajarkan dengan menggunakan penglihatan, pendengaran residual, indera peraba dan kinestetik


Sumber: Pendidikan Jasmani Adaptif Bagi Anak Berkebutuhan Khsusus; Hj. Yani Meimulyani, Asep Tiswara, Penerbit Luxima metro media, Jakarta, 2013



No comments:

Post a Comment