Latihan sirkuit pliometrik adalah latihan pliometrik yang dilakukan dalam bentuk latihan sirkuit. Istilah pliometrik berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan kata "pleion"= berarti lebih dan "metric" = ukuran. Dengan demikian pliometrik berarti ukuran lebih (Bompa,1994:2).
Donald A. Chu mendefinisikan pliometrik sebagai latihan-latihan yang memungkinkan otot-otot atau sekelompok otot meraih kekuatan maksimim yang dihasilkan dalam waktu cepat ini disebutnya sebagai daya ledak. Dengan kata lain bahwa latihan pliometrik adalah latihan untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot. Latihan pliometrik merupakan latihan khusus untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan daya ledak (Redcliffe&Farentinos,1999:VI).
Latihan pliometrik merupakan suatu bentuk latihan beban yang menggunakan loncat-loncat, lempar, hops dan gerakan-geraan lainnya untuk mengembangkan daya otot (Anon,2005:1).
Untuk memahami bagaimana pliometrik bekerja perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan stretch reflex (Feccioni,2005:1-2). Stretch reflex menyebabkan otot berkontraksi. Refleks yang menyebabkan otot quadriceps berkontraksi ketika patella tedon dipukul dengan palu karet, sehingga menyebabkan otot quadriceps meregang yang mengakibatkan aktivitas reseptor kemampuan saraf dalam otot.
Dengan kata lain bahwa stretch or myatatic reflex dapat diartikan sebagai suatu proses stimulus-respons yang merupakan mekanisme proses terjadinya gerakan yang melibatkan fungsi sistem saraf sentral (CNS). Stretch reflex ini merupakan komponen vital dari sistem saraf menyeluruh dari gerakan tubuh.
Stretch reflex digunakan selama aktivitas karena kebanyakan gerakan melibatkan dua fase kontraksi otot. Suatu fase eksentrik yang menyebabkan otot memanjang dengan tegangan diikuti oleh suatu fase konsentrik dengan memendeknya otot. Tegangan yang terjadi dalam otot saat diregang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan kontraksi konsentrik.
Kentraksi konsentrik harus berlangsung segera setelah diregang (wilk 1993). Menurut Basco and Komi (1980) dan Schmidtbleicher (1984) mengemukakan bahwa secara fisiologis otot yang diregang sebelum suatu kontraksi lebih kuat dan cepat (Bompa,1994:1). Sebagai contoh, dengan merendahkan pusat gravitasi untuk melakukan tolakan seperti loncat dalam permainan voli atau mengayunkan stik golf sebelum bola dipukul, atlet meregang ototnya sehingga menghasilkan kontraksi yang lebih bertenaga.
Latihan sirkuit pliometrik dilakukan dengan pengaturan beban khusus dan berbeda dengan pengaturan beban untuk latihan-latihan sirkuit lainnya. Pengaturan beban latihan sirkuit pliometrik untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) waktu rangsang/waktu kerja 10-15 detik, (2) istirahat antara pos latihan 90-120 detik, (3) repetisi 8-12 kali/set, dan (4) jumlah set/pos latihan atau jumlah putaran sirkuit 2-4. Pengaturan beban latihan yang sama juga diberikan pada latihan sirkuit berbeban.
Pada setiap latihan pliometrik terdapat tiga pos latihan untuk meningkatkan kemampuan daya ledak otot tungkai dan tiga pos lainnya diisi dengan latihan pliometrik otot perut, otot punggung, otot lengan dan otot bahu yang dilakukan secara selang-seling dan berpindah-pindah pos sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan. Semua bentuk latihan yang diberikan dalam latihan sirkuit pliometrik ini dilakukan dengan menggunakan berat badan sendiri sebagai beban latihan, dengan kata lain tanpa beban luar.
Sumber: Keplatihan dasar Sepak Takraw; Achmad Sofyan Hanif; Penerbit Rajagrafindo Persada; 2015; Jakarta
No comments:
Post a Comment