1. Persiapan atau Guru
Sebelum karyawisata dilakukan, guru harus membuat persiapan atau perencanaan yang matang agar seluruh waktu yang tersedia selama karyawisa dilakukan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Faktor-faktor persiapan atau perencanaan:
A. Menetapkan tujuan penggunaan metode tersebut.
Sebelum menentukan metode apa yang akan digunakan, guru harus mempertimbangkan matang-matang mengapa ia akan memakai metode ini dan bukan metode itu. Hal itu berlaku pula dalam penetapan penggunaan Metode Karyawisata.
Metode ini memang memiliki tujuan agar murid-murid mengamati secara langsung obyeknya dalam situasinya yang sebenarnya, di samping memperhatikan alasan-alasan yang telah diuraikan dalam permualaan bab ini.
Jadi, jika guru menghendaki agar murid-murid menghayati sendiri, melihat, mendengar, meraba, mencium sendiri, merasakan sendiri bagaimana rupa atau bentuk obyek, warnanya, besarnya, beratnya, panasnya, dinginnya, dan sebagainya dalam keadaan asli ditempat di mana obyek itu berada, maka sebaiknya digunakan Metode Karyawisata.
Selain alasan-alasan yang telah dikemukakan dalam permulaan bab ini perlu pula dipertimbangkan alasan-alasan seperti isi bahan pelajaran yang telah atau belum tercantum di dalam kurikulum. Jika bahan pelajaran itu memang telah dicantumkan dalam kurikulum untuk diajarkan dan metode yang sebaiknya memang telah dianjurkan dan metode yang sebaiknya memang telah dianjurkan agar digunakan Metode Karyawisata.
Dengan demikian, alasan pertimbangan dan penetapan obyek dapat dipilh guru berdasarkan:
1). Kepentingan kurikulum/rencana pelajaran dalam setahun.
2). kepentingan anak untuk menambah penngalaman dan memperluas pengetahuan.
3). Kepentingan obyeknya.
4). Kepentingan guru sendiri.
5). Kepentingan didaktis (kepentingan berdasarkan ilmu mengajar)
C Penetapan lamanya karyawisata:
1). jauh atau dekatnya letak obyek yang akan dipelajari.
2). ljuas atau sempitnya, banyak atau sedikitnya bahan yang harus diteliti pada obyek yang akan dikunjungi.
3). mudah atau sulitnya bahan yang harus diteliti pada obyek tersebut.
4). mudah atau sulitnya transport pergi dan pulang.
5). banyaknya waktu yang dapat diambil dari mata pelajaran lainnya tanpa menghambat kemajuan mata-mata pelajaran tersebut dalam keseluruhan rencana pelajaran.
D. Penetapan teknik-teknik untuk mempelajari obyek.
Sebelum karyawisata dilakukan, guru dengan murid-murid perlu menetapkan teknik-teknik meneliti atau mempelajari obyek yang akan dikunjungi.
Teknik-teknik yang umumnya dipergunakan ialah:
1). Observasi
2). Wawancara dan tanya jawab
3). Diskusi
E. Menetapkan orang-orang yang harus dihubungi
Baik yang langsung berada di obyek yang akan dikunjungi maupun yang secara tidak langsung berhubungan dengan obyek tersebut, seperti misalnya pihak dinas atau biro-biro pariwisata baik pemerintah maupun swasta.
Jumlah peserta karyawisata harus dipertimbangkan sehubungan dnegan faktor-faktor seperti:
1). Keamanan atau ketertiban ditempat obyek.
2). Kemampuan menampung pengunjung dari obyek yang akan dikunjungi.
3). Banyaknya murid erat hubungan dengan persoalan transport.
G. Persiapan perlengkapan keperluan belajar.
Perlengakapan yang harus dipersiapkan untuk dibawa ialah:
1). buku catatan dan semua alat tulis.
2.) Buku-buku pelajaran yang berisi keterangan atau pelajaran atau gambar yang akan dicocokkan kebenarannya dengan obyek yang sebenarnya.
3.) Perlengkapan atau alat-alat untuk mengabadikan hal-hal yang diobservasi.
H. Cara menyusun atau membuat laporan karyawisata.
Murid-murid pada umumnya belum dapat atau belum mengetahui cara-cara menyusun laporan suatu observasi. Cara-cara atau teknik menyusun laporan harus diajarkan guru agar murid-murid tidak menulis secara serampangan apa yang telah diamatinya.
I. Syarat-syarat administrasi atau ketata-usahaan.
Hal ini berhubungan dengan semua ketentuan surat-menyurat yang harus dipersiapkan guru jauh sebelum karyawisata dilakukan. Untuk memenuhi tata tertib dan sopan santun suatu kunjungan, suatu sekolah, dalam hal ini guru yang akan memimpin karyawisata, harus memberitahukan terlebih dahulu maksud kunjungannya kepada pimpinan obyek yang akan dijadikan obyek karyawisata.
Suatu faktor yang tak boleh dilupakan dalam mempersiapkan dan merencanakan karyawisata ialah keadaan iklim musim dan cuaca. Sebaiknya Metode Karyawisata digunakan hanya di musim kemarau saja di waktu tidak ada atau tidak banyak turun hujan.
K. Termasuk ke dalam tahap persiapan
Ini ialah menjelaskan dalam garis besar keadaan obyek yang akan dikunjungi kepada murid-murid.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ialah suatu tahap di mana dilaksanakan semua acara yang telah dipersiapkan di sekolah. Sesampainya murid-murid di obyek karyawisata, segera segala sesuatunya diatur seperti apa yang telah direncanakan.
Langkah-langkah yang dilakukan di obyek karyawisata adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan dengan pimpinan atau penguasa obyek, jika yang dikunjungi itu suatu pabrik, perusahaan atau suatu tempat yang berada di bawah suatu penguasaan tertentu.
b. Setelah pertemuan umum dengan pimpinan obyek, murid-murid diatur dalam melakukan penelitiannya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh pimpinan obyek tersebut.
c. Ikut melakukan tanya jawab selama peninjauan dan pengamatan obyek dengan petugas juru penerang yang mengantar murid-murid.
d. Selesai mengamati obyek, murid-murid dikumpulkan lagi di suatu tempat untuk bersama-sama dengan pimpinan obyek dan petugas-petugas penerang melakukan diskusi atau tanya jawab mengenai apa yang telah diamati.
e. Akhirnya, setelah mengucapkan terimakasih kepada pimpinan obyek setempat, guru meminta diri dengan terlebih dahulu mengabsen murid, jangan-jangan masih ada yang berkeliaran dan tertinggal di obyek karyawisata.
3. Tahap Penyelesaiaan
Tahap penyelesaian sering pula disebut tahap tindak-lanjut, yaitu suatu tahap setelah murid-murid kembali ke sekolah. Di kelas kemudian diadakan lagi diskusi dan pertukaran atau pelengkapan data yang telah diperoleh dan dicatat setiap murid atau regu selama peninjauan.
Catatan-catatan dirapihkan, ditulis dengan hak dan dibuat laporannya. Jika karyawisata itu dilakukan sedubungan dengan isi suatu bab yang terdapat dalam sebuah buku pelajaran, maka bab tersebut dipelajari lagi disesuaikan dengan apa yang telah diperoleh selama peninjauan.
Sumber: metode metode mengajar, Drs. Jusuf Djajadisastra, 1985, penerbit angkasa bandung
No comments:
Post a Comment