Artikel Terbaru

Friday, October 23, 2020

TEKNIKI PERNAPASAN BUATAN YANG DIBERIKAN PADA ATLET YANG MENGALAMI GANGGUAN PERNAPASAN

Gangguan pernapasam sebabkan karena kekurangan oksigen ataupun karena pukulan yang mengakibatkan bagian saluran pernapsan terganggu. Cara-cara yang paling mudah dan tidak menimbulkan resiko untuk memberikan pernapasan buatan adalah dengan pernapasan dari mulut ke mulut atau dengan cara lainnya, seperti Neilsen (cara angkat tangan dan tekan punggung, posisi atlet telungkup), silvester (cara angkat tangan tekan dada, posisi atlet tengadah, dan schaefer (cara tekan punggung, posisi atlet telungkup).


1. Pernapasan butan cara Neilsen

Berlututlah (pada salah satu atau kedua lutut) didekat kepala pasien yang berbaring menelungkup dan mukanya dipalingkan ke samping terletak kedua punggung tangannya.

Tempatkan kedua tangan saudara di bawah lengan naracoba, tepat di atas siku dan tariklah kedua lengan itu ke atas ke arah penolong, sambil menggerakan dari penolong ke belakang. Pekerjaan ini teruskan, hingga saudara merasakan adanya tenaga yang berlawanan dengn kuat. 

Kembalikan kedua tangan penolong ke bagian tengah punggung (dibagian bawah tulang belikat). Dengan jari-jari diregangkan dan ibi jari di atas tulang punggung, ayunlah tubuh penolong ke muka dan lakukan dengn tekanan sedang sampai lengan lurus ke arah vertikal. Hentikan tekanan dan ulangi seluruh gerakan ini lima belas kali setiap menit.

2. Pernapasan buatan cara Silverster

Baringkan pasien terlentang dan tempatkan bantal (buntalan pakaian) di bawah pertengahan punggung. Penolong berlutut di dekat kepala pasein dan peganglah kedua pergelangan tangannya. Angkat lengan dan tarik terus hingga melewati kepalanya ke atas hingga terletak di atas tanah sejajar dengan badannya. 

Pekerjaan ini memakan waktu kira-kira dua detik dan menyebabkan pembesaran rongga dada seperti yang terjadi pada inspirasi. Turunkan kembali kedua lengan melalui jalan yang sama seperti di atas dan letakkan kedua tangannya di atas dadanya. 

Sambilmemegang pergelangan tangan naracoba, ayunlah tubuh saudara ke muka dan lakukanlah tekanan sedang hampir vertikal ke bawah hingga terasa adanya tekanan berlawanan yang kuat. Gerakan ini membutuhkan waktu kira-kira dua detik.

3. Pernapasan buatan cara Schaefer

Baringkan pasien telungkup, satu lengan lurus langsung di atas kepala, yang satu lagi dibengkokan pada siku dengan muka menghadap ke samping beralaskan tangan atau lengan bawah, hingga hidung dan mulut menjadi bebas, untuk bernafas. 

Saudara duduk di atas punggil naracoba hingga panggulnya berada diantara kedua paha penolong. Kedua lutut penolong tepat berada di belakang crista illiaca pasien. Bungkukkan badan penolong sedikit ke muka hingga berat badan penolong dapat dipergunkan. 

Letakkan telap tangan penolong pada punggung naracoba, jari-jari penolong di atas tulang-tulang iga terbawah. Kelingking tepat mengenai tulang iga paling bawah, ibu jari dan jari-jari lainnya berada dalam sikap biasa dan ujung-ujung jari tepay tak kelihatan. Dengan kedua lengan lurus ayunlah badan penolong perlahan-lahan ke depan, sehingga berat badan penolong berangsur-angsur dibebankan kepada pasien.

Pada khir ayunan ke muka ini hendaklah kedua bahu penolong berada langsung di atas telapak tangan penolong. Lengan penolong jangan sekali-kali dibengkokan. Gerakan ini harus makan waktu kira-kira dua detik. Kemudian dengan cepat ayunkan tubuh penolong ke belakang guna menghilangkantekanan pada pasien dengan sempurna. Sesudah dua detik, kembalikan mengayun badan ke muka. Ulangi seluruh gerakan ini dengan kecepatan lima belas kali semnenit.



Sumber:  Hj. Dewi Laelatul Badriah; 2013; Cedera Olahraga; Multazam;  Bandung

No comments:

Post a Comment