Artikel Terbaru

Thursday, November 26, 2020

PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK DALAM TUBUH

Lemak dari bahan makanan tidak mengalami pencernaan di dalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat mencernanya. Di dalam lambung ada enzim lipase, tapi pengaruhnya terhadap pencernaan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali, pH di dalam lambung pun tidak cocok untuk aktivitas enzim lipase.

Sekresi cairan empedu dari hati, tidak mengandung enzim pemecah lemak, tapi mengandung garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak dan asam lemak. Garam-garam empede tersebut diserap kembali dalam saluran pencernaan bagian bawah.
Hasil pencernaan lemak adalah butir halus yang dapat menembus ephitel usus, masuk ke dalam sistem limfa. Lipase yang berasal dari pankreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak.
Di dalam usus halus pun terjadi pemecahan fosfolipida menjadi asam lemak dan lisopospogliserida oleh pospolipase yang berasal dari pankreas. Akhirnya di usus besar, sisa lemak dan kolesteroll yang terkurung dalam serat makanan dikeluarkan melalui feses.
Absorpsi lipida terutama terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara fasif. Perbedaan konsentrasi diperoleh melalui: (1) kehadiran proten yang segara mengikat asam lemak yang memasuki sel, (2) esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida yaitu produk utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus.
Setelah masuk ke dalam mukosa usus, trigliserida, fosfolipid dan ester kolesterol disintesis kembali, dibungkus dengan sedikit protein kemudian disekresikan ke dalam kilomikron dalam ruangan ekstraseluler, memasuki sistem limfa.
Sebelum diabsorpsi, kolesterol mengalami esterifikasi kembali yang dikatalis oleh asetil KoA dan kolesterol asetil tranferase. Pembentukan enzim ini dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang di dalam membran mukosa usus diubah kembali menjadi trigliserida.


Sumber: Dewi Cakrawati dan Mustika NH, 2011, Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan, Alfabeta, Bandung.

No comments:

Post a Comment